Cara Membiasakan Anak untuk Jujur
Oleh: Sokat Rachman
Membiasakan anak berproses dalam belajar (Dok. Pribadi) |
Kejujuran menjadi karakter
penting yang harus dimiliki seseorang dalam kehidupan. Orang yang bersikap
jujur sudah berani untuk tidak berbohong, tidak curang, tidak menipu untuk
kepentingannya sendiri.
Jujur dalam kehidupan di masyarakat akan mengurangi adanya
budaya korupsi yang akan menyengsarakan orang banyak.
Nilai kejujuran yang ada
dalam sikap seseorang dapat membentuk potensi positif dalam pribadinya.
Kejujuran bukan hanya
dari perkataan, melainkan terwujud dalam perbuatan seseorang. Sehingga sikap
dan perkataan yang diutarakan tidak berbeda dengan kata hatinya.
Orang jujur akan lebih
tenang dalam menjalani kehidupannya, lebih mudah dipercaya orang, dan dijauhkan
dari perbuatan jahat.
Dalam Islam, Rasulullah SAW telah bersabda, “Kalian harus berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan.” (Muslim:1818).
Demikian pentingnya nilai
kejujuran, sehingga Departemen Pendidikan nasional memasukkannya menjadi salah
satu dari 18 butir pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang
sejak 2011 diterapkan di semua tingkat pendidikan di Indonesia.
Nilai kejujuran memang
tidak dengan secara instan muncul dalam perilaku anak, perlu ada proses
dan bimbingan yang terus menerus dan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan untuk berbuat jujur adalah cara orangtua dalam membekali anak dengan softskill yang menjadi penunjang keberhasilan anak kelak.
Perhatian orangtua terhadap nilai kejujuran kepada anak dilakukan bukan dengan perintah dan ajakan, melainkan dengan contoh yang dilakukan sehari-hari di rumah.
Kenapa?
Seperti saya bilang di
atas kalau kejujuran bisa melekat menjadi sikap hidup seseorang adalah melalui
proses pengalaman yang yang dilaluinya.
Seorang anak tentu
memiliki kedekatan dengan orangtuanya, baik fisik maupun emosinya. Indera
seorang anak akan menangkap semua sikap yang diperlihatkan orangtuanya.
Menurut Dadang Hawari (2007:15) bahwa orangtua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap orangtuanya.
Bagaimana cara membuat anak terbiasa jujur? Berikut adalah langkah yang bisa dilakukan orangtua di rumah:
Jangan menyepelekan janji
Ketika orangtua berjanji
kepada anak untuk pergi ke satu tempat dan dengan mudahnya orangtua membatalkan
sebab ada urusan lain, anak akan mencatat itu sebagai satu kebohongan.
Ketika orangtua sering
melakukan itu, anak akan merasa hal itu adalah wajar dan kelak si anak akan
mengulang melakukan itu kepada teman atau anaknya.
Satu kebohongan akan
mengubah pribadi orang menjadi mudah berbuat curang. Mengganggap enteng janji.
Hal yang berakibat orang mudah untuk tidak jujur.
Anak mudah diarahkan
untuk jujur, asal orangtua selalu
melakukan itu di rumah. Seperti kasus janji yang dibatalkan tadi. Untuk
orangtua itu adalah biasa, tapi kalau orangtua mau meluangkan waktu sebentar
menepati janji kepada anaknya. Walaupun nanti orangtua harus pergi lagi sesuai
keperluannya, anak akan mengerti.
Jadi, bukan janji lalu
melupakan tanpa kabar, sehingga anak akan merasa dibohongi dan merekam itu
sebagai hal yang biasa.
Kalau anak sudah
menganggap itu biasa, maka dia akan juga melakukan hal yang sama kepada
temannya. Meraka akan mudah mengingkari janji dengan temannya.
Kalau sudah terbiasa
demikian, hal lain yang berkaitan dengan ketidakjujuran juga mudah terjadi.
Anak akan mudah menyembunyikan perasaannya kepada orangtua.
Ini yang dikhawatirkan
dan berpotensi bahaya. Kriminalitas terhadap anak-anak terjadi karena orangtua
kebanyakan terlambat mengetahui kejadian yang menimpa anak-anaknya.
Selalu komunikasi
Tidak adanya komunikasi
antara anak dan orangtua menjadi salah satu penyebab banyak anak menjadi korban
kejahatan.
Sebelum terlambat,
orangtua harus mengingatkan dirinya sendiri untuk menanamkan nilai kejujuran
kepada anak-anaknya.
Kejujuran akan membuat
anak senantiasa mengutarakan apa yang dirasakannya di dalam hati dan mudah
berbagi cerita dengan orangtuanya.
Orangtua juga harus jujur
menceritakan apa yang harus diceritakan kepada anak, tidak perlu menyembunyikan
dan berusaha menepati janji yang sudah disepakati dengan anak.
Kebiasaan berkata jujur
di rumah akan terbawa dalam kehidupan anak di lingkungannya, baik dalam
permainan atau di sekolah.
Anak akan mudah
menceritakan kepada orangtua apa yang dirasa membahayakan dirinya kala ada
oknum yang ingin berbuat jahat, yang nantinya akan diantisipasi oleh orangtua
untuk mengambil tindakan demi melindungi
anak-anaknya.
Kejujuran memang bukan
hal yang mudah untuk dilakukan sebab masih banyak orang yang tidak suka
mengetahui ketika kejujuran diutarakan. Tetapi, dengan kejujuran yang
dibiasakan antarindividu akan membentuk sebuah masyarakat yang saling
menghargai.
Tidak menyontek
Orangtua baiknya
membiasakan kepada anak-anak untuk menghargai hasil kemampuan sendiri di sekolah, sehingga mereka mereka tahu dan mengerti tujuan dari belajar.
Anak-anak akan mengerti kalau belajar itu merupakan proses usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan latihan-latihan, jadi bukan sesuatu yang sekejab tahu atau instan bisa untuk sekadar mendapat nilai bagus.
Dengan demikian, mereka akan terbebani ketika sudah
menyontek pekerjaan rumah temannya atau mengutip jawaban teman sebangku saat
ujian berlangsung.
Anak yang menghargai hasil pekerjaan akan merasa bangga ketika berhasil mendapat prestasi di sekolah.
Melupakan nyontek, belajar dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran untuk tujuan mengerti dan memahami pengetahuan akan berbuah manis pada akhirnya.
Ke depannya, tatkala
kejujuran sudah menjadi gaya hidup, orang akan
menjauhi tradisi melakukan penjiplakan karya atau plagiat yang
mengerdilkan pengetahuan.
Tiga poin di atas akan
dirasakan pengaruhnya ketika sudah menjadi gaya hidup atau kebiasaan dalam
hubungan orangtua dan anak di semua keluarga.
Tidak ada yang tidak
mungkin untuk menjadikan generasi mendatang tumbuh menjadi generasi yang
menjunjung tinggi nilai kejujuran, asal sejak dini sudah dibangun lingkungan
yang membiasakan anak untuk jujur.
Jangan menyepelekan janji. Ini memang yang sering kami lakukan baik tak sengaja mau sengaja. Terima kasih telah mengingatkan. Salam. ira, keluarga pelancong
BalasHapus@ira Begitulah :) Contoh yang diberikan orangtua akan membuat anak terbiasa untuk menjaga nilai jujur hingga dewasa...
BalasHapusMakasih sudah mampir... :)
terima kasih telah mengingatkan. ini pas banget buat emak2 yang sering ngasi janji xixixi
BalasHapus@Naqiyyah Syam
HapusSama-sama, itu sedikit cara untuk membentuk anak sesuai keinginan ortu dari pada anak mencari sendiri idolanya dan mungkin salah gaul.
Makasih juga udah mampir. :)